Sejatinya, setiap proses pembelajaran harus menyenangkan. Oleh sebab itulah, konsep edutainment menjadi salah satu terobosan dalam proses pembelajaran yang selama ini hanya dipahami sebagai proses belajar-mengajar di dalam kelas.
Penegasan tersebut dikemukakan oleh pakar pendidikan Arief Rahman di Jakarta, kemarin (27/5), dalam seminar bertajuk "Edutainment sebagai Sarana Pendukung Pendidikan Berbasis Kompetensi". Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menjelaskan, proses belajar di luar kelas dapat memacu kreativitas anak didik.
Arief juga mengemukakan perlunya perubahan paradigma pengelolaan pendidikan yang mendukung edutainment. Ia mengatakan beberapa contoh seperti pembelajaran bukan lagi melulu di sekolah, keahlian menjadi kompetensi, serta kurikulum yang fleksibel.
Senada Arief, salah seorang pembicara dari Pusat Penelitian Fisika LIPI Suprapedi mengatakan perlunya kreativitas untuk meningkatkan nilai rata-rata fisika para siswa. Hal itu terjadi karena semakin banyaknya gangguan, seperti kehadiran mal dan televisi.
"Pengajaran kalau hanya begitu, tidak menarik," kata Suprapedi, sambil menyebutkan perlunya unsur-unsur teknologi dan entertainment yang membuat anak senang belajar.
(kompas edukasi)
Read more ...
Penegasan tersebut dikemukakan oleh pakar pendidikan Arief Rahman di Jakarta, kemarin (27/5), dalam seminar bertajuk "Edutainment sebagai Sarana Pendukung Pendidikan Berbasis Kompetensi". Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu menjelaskan, proses belajar di luar kelas dapat memacu kreativitas anak didik.
Arief juga mengemukakan perlunya perubahan paradigma pengelolaan pendidikan yang mendukung edutainment. Ia mengatakan beberapa contoh seperti pembelajaran bukan lagi melulu di sekolah, keahlian menjadi kompetensi, serta kurikulum yang fleksibel.
Senada Arief, salah seorang pembicara dari Pusat Penelitian Fisika LIPI Suprapedi mengatakan perlunya kreativitas untuk meningkatkan nilai rata-rata fisika para siswa. Hal itu terjadi karena semakin banyaknya gangguan, seperti kehadiran mal dan televisi.
"Pengajaran kalau hanya begitu, tidak menarik," kata Suprapedi, sambil menyebutkan perlunya unsur-unsur teknologi dan entertainment yang membuat anak senang belajar.
(kompas edukasi)