Wednesday, April 23, 2014

on

Karakter dari Pembelajar Online

Fauzan AbdurrachmanE-learning (semisal pembelajaran jauh berbasis internet) merupakan media belajar yang diharapkan dapat membantu memudahkan proses pembelajaran karena dapat mengatasi permasalahan keterbatasan waktu dan tempat.

E-learning banyak dikembangkan oleh organisasi dan lembaga pendidikan. Keberadaannya menjamur dan seolah menjadi fasilitas yang lazim tersedia. Namun yang menjadi persoalan, bagaimanakah pelaksanaan pemanfaatannya?

Pernahkah Anda memberi tugas kepada murid Anda, kemudian Anda meminta agar murid-murid Anda mengumpulkannya ke email Anda. Besoknya saat Anda periksa, sebagian hasil kerja murid Anda ternyata menjiplak bulat-bulat dari Wikipedia.


Pembelajar OnlineMaksudnya Anda memberikan tugas agar mereka melakukan sintesis untuk informasi yang mereka terima. Tapi ternyata, hasilnya mereka peroleh secara instan (copy-paste) demi mengejar nilai semata.

Di sini kita harus mengetahui faktor lain terkait pemanfaatan e-learning. Untuk dapat memanfaatkannya secara optimal, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana karakteristik dari pembelajar online.

Nada Dabbagh dalam bukunya yang berjudul Online Learning: Concepts, Strategies, and Application menjabarkan bagaimana karakteristik seorang pembelajar online. Karakteristik ini mutlak perlu ada pada pembelajar agar mereka sukses dalam kegiatan belajar online.

Karakteristik pembelajar online itu sebagai berikut.
  1. Mahir menggunakan teknologi pembelajaran online.
  2. Menunjukkan keinginan untuk terikat dalam grup.
  3. Mengerti dan memahami interaksi dan kolaborasi.
  4. Memiliki konsep diri dan pengendalian.
  5. Memiliki konsep kemandirian akademik yang kuat.
  6. Memiliki pengalaman belajar mandiri atau keinginan untuk memperoleh keahlian tertentu.

Untuk point satu sampai tiga saya rasa para siswa di kota besar umumnya tidak memiliki masalah dengan pemanfaatan teknologi. Pembelajaran berbasis online tentunya memiliki kesamaan dengan tradisi bernavigasi di internet yang cukup familiar dengan dunia anak sekarang.

Kita bisa melihat pada point empat sampai enam. Seorang pembelajar harus memiliki pengendalian, kemandirian akademik yang kuat, serta memang ingin belajar agar memperoleh keahlian tertentu. Sementara, karakteristik pembelajar konvensional masih terpaku pada kognitif semata. Pengendalian di sini termasuk kesadaran untuk tidak berbuat curang.

Selain mempersiapkan infrastruktur e-learning yang baik, pengajar juga harus mempersiapkan pembelajar yang siap untuk belajar dengan e-learning. Pembelajar yang baik belajar karena didasari kemandirian akademik dan memang ingin memperoleh keahlian tertentu, sebab pada hakikatnya belajar pada hakikatnya adalah agar menjadi pintar, bukan sekedar supaya lulus ujian.

(Sebagaimana telah dimuat juga di situs loveit.web.id)